suara ujung pena

Rabu, 23 Juni 2010

LaBiL

Akhir-akhir ini, sering ku mendengar kata itu "LaBiL". Entah mengapa satu kata itu menjadi hit dikalangan mahasiswa belakangan ini. aku kira sih awalnya cuma di lingkungan mahasiswa FKM, karena pertama kali telinga ku bersentuhan dengan kata itu adalah ketika berada di kampus. herannya lagi, kata "Labil" tersebut juga mengalihkan perhatian ku ketika membaca salah satu note kakak senior ku di facebook yang juga membahas mengenai keLabiLan. Namun ternyata kata "labil" itu juga merangkul sekawanan mahasiswa FT. kenapa aku bisa bilang sekawanan, karena ketika aku lagi di kosan, dan kemudian secara tiba-tiba teman-teman dari FT-ku datang, yang terdengar oleh ku adalah mereka juga menyebut-nyebut kata itu -labil. begitu populernya kata itu ditelinga ku seminggu terakhir sedikit mempengaruhi jiwaku. kenapa jiwa ku? begini... kata labil itu termaktuf [oh, istilah apaan ini] maksudku tertancap dengan sangat dalam di hati ku,, [apa hubungannya dengan jiwa coba?]. buktinya, hingga detik terakhir sebelum aku memutuskan untuk menulis di blog ini. Aku mempertanyakan mengenai kelabilan itu sendiri kepada hatiku, jiwaku, pikiranku dan seluruh yang menopang aku berdiri hari ini. cukup sulit bagiku bagaimana mendefinisikan kata "labil" itu sendiri secara dewasa [maksudku dalam bahasa MAHAsiswa], bagiku labil ya tetap labil sebagaimana diartikan oleh para pelajar SD [kanak-kanak pun boleh jadi] labil adalah tidak stabil. ada kata tidak dalam artiannya, berarti lagi ini merupakan lawan kata stabil. begitu pikirku. tapi kapan sih kelabilan itu muncul? apakah pada orang-orang tertentu? pada sikon tertentu? atau apakah pada usia tertentu? sungguh ini bukan suatu pertanyaan yang labil. ini mempertanyakan kelabilan itu sendiri.

ketika aku berusaha untuk menjawab pertanyaan yang kubuat sendiri itu, aku mengambil suatu kesimpulan atas diriku saat ini, detik ini [ketika menulis di blog ini]. begitu LABIL-nya aku akhir-akhir ini. bagiku labil itu muncul ketika aku tidak bisa menahan hasrat yang menggila ini untuk melakukan sesuatu diluar kecenderunganku biasanya [labil abis], dan benar, labil itu hanya menimpa orang-orang tertentu, bagiku orang yang labil tidak punya prinsip, tidak tegas, tidak komit dan bisa-bisa berujung pada kelakuan tidak bertanggungjawab. mendefinisikan kelabilan pada diriku sendiri, membuatku ingin segera keLABILan ini hengkang dan menjahui diri, hati dan pikiranku. pada situasi bagaimana? benar jika jawabannya adalah pada situasi-situasi tertentu saja. kelabilan ku baru muncul akhir-akhir ini, berbarengan dengan kedatangan perasaan itu lagi. perasaan yang semakin hari semakin menghakimiku betapa LABIL-nya aku dalam menimbang suatu perasaan [datang silih berganti, pergi begitu saja]. untuk jawaban terakhir mengenai usia labil itu berapa? menurutku bisa kapan saja. pengalamanku mengatakan aku labil sepanjang usiaku, namun tidak menutup kemungkinan kan, hari esok aku jadi orang paling KONSISTEN sedunia .

sekian pembahasan kelabilan oleh ku menjelang tidur malam ini, semoga aku tidak memimpikan hal-hal yang LABIL malam ini.
closing statement: kelabilan ini semakin menjadi-jadi ketika kau hadir dihadapan ku. [oh,, betapa labilnya aku ketika ingin menulis kalimat itu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar