suara ujung pena

Minggu, 26 September 2010

Run Alone


Run Alone

Apa yang kupikirkan sekarang? Kosong. Aku ingin menulis, namun malas, aku ingin membaca namun tak bersemangat. Aku. Orang yang selalu ingin menjadi. Tapi tidak berusaha untuk mencapai apa yang ku inginkan itu. Pagi ini (beda), minggu 26 September 2010, ku mulai langkah kecil perubahan dalam hidupku. Aku ingin punya gaya hidup sehat, olahraga pagi pun aku jambani walaupun sedikit gerimis mewarnai langit di penghujung september ini. Awalnya aku sudah mengurungkan niatku untuk tidak memulai lari pagi hari ini, temanku juga melarang karena cuaca yang cukup mengkhawatirkan. Ya, aku balik ke atas kasur untuk melanjutkan tidurku karena gerimisnya tidak kunjung berhenti. Jam seketika itu menunjukkan pukul 5.55 am, kurebahkan kepalaku di atas bees pillow-ku rasanya nikmat, sepertinya aku baru bisa mulai minggu depan nih untuk lari paginya, aku membatin seraya pikiran dan alam bawah sadarku sudah melayang dan aku pun terlelap. Namun hanya dalam waktu 30 menit, aku pun terjaga kembali, kubuka sedikit tirai jendela kamarku untuk memastikan apakah cuacanya sudah membaik-tidak ada gerimis lagi. Ya ternyata hasratku membawaku untuk bangun, dan semangat untuk kembali melaksanakan lari pagi pada pagi ini pun akan kulakukan. Bergegas kuganti pakaian tidurku dengan kaos dan jelana training olahraga, kukenakan kerudung pink kesayanganku, sebelum berangkat keluar kamar tidak lupa aku siapkan 1 botol air mineral sebagai asupanku dikala haus mendera ditengah perlarianku nanti. Sudah. Sebotol air mineral pun sudah terisi penuh, sekarang tinggal memasang kaos kaki dan sepatu. Kebetulan itu harus kulakukan di pintu halaman depan, karena memang ga mungkin banget aku harus masang sepatu langsung dari kamar, secara di ruang depan ada bapak yang sedang membersihkan ruangan dan halaman depan. Sepatu telah terpasang. Kubuka pagar depan, kumulai langkah kecil menyusuri jalanan di sepanjang kos-kosan sebelum sampai di pintu gerbang masuk UI, cukup langkah dan jalan setengah berlari sebagai pemanasan, begitu pikirku. Pagi ini mendung dan itu sedikit membantu agar aku tidak terlalu kecapekan setelah berlari nanti.

Setibanya di pintu masuk UI, langkah pun aku percepat. Semakin cepat karena sekarang aku sudah benar-benar berada di lingkungan kampus UI yang hijau. Berlari-lari kecil, sedikit lebih cepat. Aku menyukai suasana seperti ini, sejuk dan damai merasuk pikiran, jiwa dan hatiku. Ku tembus jalanan menuju stadion UI, di sana daerahnya lebih hijau dan juga merupakan tempat favorit bagi sebagian para pelari pagi, kuliat ada satu keluarga yang sedang melakukan pemanasan di piggir stadion, ada dua pasangan yang lagi bermain bulu tangkis, dan masih banyak orang-orang lain yang berlarian di depan dan di belakangku. Aku senang. Ternyata banyak juga ya yang menyukai lari pagi, emang menyenangkan sih. So cool, beib. Tak ayal aku selalu mengamati sekelilingku ketika aku berlari menembus angin yang membelai wajahku dengan lembut, aku terbuai. Ini menyenangkan. Ku liat lagi ada orang yang memanfaatkan moment lari pagi ini dengan berjualan air mineral bagi para pelari di sekitar kampus UI, memang ya, ada aja peluang untuk dapat uang jika kita jeli terhadap lingkungan. Kemarin di kelas Bu Atik, keadaan seperti ini dinamakan Oppournity cost, selalu ada harga di setiap kesempatan.

Kakiku mulai tersa pegal, ini memang permulaan, dan aku pun tahu beberapa kondisi yang akan aku rasakan setelah lari pagi hari ini, secara sejak Juli 3 bulan yang lalu, aku ga pernah lagi berolahraga. Kupelankan langkahku, kuteguk air mineral yang ku bawa sekedar melepas dahaga. Kemudian ku amati lagi orang2 yang juga berlari di sekelilingku, ada yang bergerombolan, berpasang-pasangan, dan ternyata ada juga yang sendiri seperti aku pagi ini. It’s not a problem for me. Sendiri. Itu memang sudah keadaan yang cukup melekat dengan ku, kemana-mana aku sering sendiri, ya seperti kegiatan jogging pagi ini tepatnya. Aku tipikal orang yang melakukan apa yang ku mau, tidak tergantung pada orang lain, walaupun dari semalam aku udah ngajak beberapa teman sekosan, namun semua pada nolak, ya sudahlah, Aku pun tetap bisa jogging walaupun sendiri, karena ini kegiatan yang ga butuh teman, kan. Dalam kesendirian ku menyusuri hijaunya alam UI, banyak mimpi-mimpi yang terlintas di benakku. Ketika melewati areal jogging/ bike track di halaman depan PNJ aku membayangkan aku tengah lari pagi di taman kota New York. Kebayang ga sih jika itu nantinya jadi kenyataan Amiiiiiiiin, aku memang pengen banget suatu hari nanti bisa ke New York. Imaginasi lari pagi di taman kota New York itu terinspirasi karena beberapa waktu yang lalu aku sempat nonton film romance Bride Wars yang dibintangi oleh Anne Hathway ama Kate Hudson ,, sungguh teman, aku kagum banget sama film itu, terutama sama taman kota new York yang jadi salah satu latar adegan Emma (Anne Hathway) dan Liv (kate Hudson) yang selalu lari pagi sebelum melakukan aktivitas mereka masing-masing. I’m amazing about that, itu salah satu alasan yang ngebuat aku pengen banget jalan/lari pagi setidaknya Minggu pagi aja.

Healthy life style is that I want.. uh, New York waiting for me.

Melewati belokan arah ke fakultas MIPA, langkahku pun mulai lemah lagi, secara jalannya menanjak, kubiarkan saja langkahku gontai hingga aku pun sampai di halaman depan Menara air, dari sini terlihat jelas gedung rektorat UI, sebuah bangunan yang menawan hati ku sejak dulu, ya hingga hari ini tentunya. Kembali ku tambah kecepatan langkahku, sekarang aku sudah di depan track sepeda menuju Balairung. Aku ingin berlari semakin jauh menuju keramaian di bundaran depan rektorat, namun gerimis menyuruhku pulang, perlahan-lahan gerimis membasahi pakaianku, ku putar langkahku untuk balik menuju kosan, aku berlari di tengah gerimis yang semakin rapat, terus ku berlari, berlari. Hingga akhirnya aku sampai kembali di depan bangunan bercat kuning tua berpagar biru, itulah kosanku.