Rokok.
Kau begitu berkicau di negaraku.
Dikala negara lain sudah menghakimimu sebagai zat pembunuh massa.
Negaraku malah membelamu.
Kau devisa negara.
Kau membuka lapangan kerja.
Kau memperbesar anggaran dana negara.
Kau tak luput disetiap event olahraga.
Bahkan kau penyumbang terbesar untuk dana beasiswa.
Rokok, sungguh kau primadona di negeriku.
Dikala negara lain telah memboikot keberadaanmu, dan membatasi peredaranmu.
Tapi di negaraku tidak.
Kau masih eksis dengan berbagai jinggle-mu yang mengharu-biru.
Ga ada loe ga rame.
Loe punya selera.
Oh.. Rokok.
Sampai kapan kau akan menjajah negaraku.
Memperbudak kami yang semakin candu padamu setiap hari.
Rokok.
Hari ini, aku tidak akan diam atas keleluasaanmu di negeriku.
Aksi. Mungkin langkah awal yang bisa aku dan teman-temanku lakukan untuk membungkam orang-orang yang senantiasa melindungimu.
Orang-orang bodoh yang dengan mata terbuka memperbodoh rakyat yang terlanjur bodoh.
Kebodohan akan semakin merajalela di negeri ini, karena kau rokok.
Ayahku menyisihkan uangnya untuk membelimu di warung,
Padahal uang itu bisa ditabung untuk sekolahku.
Atau untuk membeli susu biar adikku juga pintar.
Aku akan berjuang untuk membasmimu dari bumi pertiwi ini.
Dengan segala daya yang aku punya.
Rokok.
Menjajah negeriku.
Dan negeriku yang bodoh, tidak membuka mata bahwa dia telah diperbodoh
Selalu ada alasan bahwa membungkam pabrik rokok tidak semudah yang dipikirkan,
Tapi kenapa negara lain bisa.
Mungkin itu pertanyaan yang muncul dibelakang.
Aku kecewa dengan keadaan negeri ku yang semakin dibutakan oleh harta atau sebutan devisa.
Terkadang sehat sebagai investasi sepanjang masa tidak pernah nyangkut di benak mereka.
Akhirnya, ini lah yang terjadi di negaraku.
Semua bodoh bukan karena gen atau sesuatu biologi apapun,
Semua bodoh karena dibodohi.
Dibodohi oleh orang-orang bodoh yang menjadi petinggi negeri.
Kampus aku emang paling beda dari 12 fakultas lain yang ada di UI. Tidak hanya dari segi jadwal kuliah yang kadang jauh lebih lama, tetapi juga dari segi matakuliah, ujian, dan masih banyak lagi. Kampus ungu emang selalu punya cerita. Tahu ga sih teman, kenapa minggu pagi ini (14 November 2010) bundaran HI dikerumunin massa berjaket almamater kuning-kuning? Ada aksi ya? Ha? Hari minggu ada aksi, kira-kira aksi apaan ya? Coba tengok makara yang bertengger di jakun para kerumunan itu! Warna makara apa yang teman temukan?? Ooo.. warna makaranya ga keliatan ya? Oke lihat spanduk yang mereka bawa deh, pasti bisa ketebak ini aksi dari mahasiswa mana? Yah, sebenernya ga usah susah2,, di atas juga udah aku sebutin, identitas ni kampus yang sering mendapat julukan kampus ungu, apalgi klo bukan FKMUI. Wow. Emang sering aksi ya anak-anak FKM. Jawabannya: Ya iyalah, secara fkm githu lhoh (dengan gaya yang ga jelas).
Melihat spanduk di foto, membaca sedikit puisiku, dan juga ulasan di atas mungkin teman-teman udah bisa tebak klo ini aksi temanya FKM Buangeeeet gitu lho. Kita bicara masalah rokok bro. Barang haram yang senantiasa dikonsumsi oleh rakyat kita dengan gembira, toh pemerintah dengan bijaksana pun membiarkannya. Uh, sungguh, ini negara paling harmonis di dunia. Ketika pemerintah dan rakyat adem ayem dalam kefanaan dunia.
Balik dulu cerita tentang fkmui, tau ga sih temen. Aksi ini tujuannya untuk apa? Oh, sebenarnya aku ga sanggup menuliskannya dan menceritakannya kepada teman-teman sekalian. ni aksi bukan sembarang aksi teman, tujuannya bisa macem-mecem. Dan aku bisa pastiin, tujuan pertama semua pada bersedia meluangkan waktu minggu paginya yang cerah untuk berpanas-panasan di bundaran HI tidak lain dan tidak bukan karena aksi ini adalah UTS-nya kita-kita teman. Mungkin sedikit miris mendengar ini. tapi aku yang menjadi subjek pelaku pun tidak bisa memungkiri hal ini. kalau bukan karena untuk nilai UTS aku bisa bertaruh bahwa aku akan memutar kepala sebelum menyatakan setuju untuk ikut aksi ini. Amazing bukan, di fkmui tercinta ada matkul yang mewajibkan siswanya untuk ikut aksi. Jadi bukan anak fkmui namanya kalo ga pernah aksi, sekalipun ini namanya aksi damai. Nama matkul-nya yaitu pengembangan dan pengorganisasian masyarakat. Di fkm, kita selalu mengkaji yang namanya masyarakat, apa-apa selalu permasalahan yang ada di masyarakat. Ahli kesmas adalah dokter untuk masyarakat bro (penting kan). Jadi klo masyarakat indonesia status kesehatannya masih bobrok yang salah adalah kita-kita nih, orang-orang yang berkelut di kesmas. Maka dari itu, supaya status masyarakat Indonesia meningkat (walaupun ga meningkat2 banget), kami dari fkmui melakukan aksi ini. namanya aksi damai meng-advokasi pemerintah untuk mempertegas larangan iklan rokok dan mengajak masyarakat luas untuk meninggalkan barang haram yang menguras kantong dan menghitamkan paru-paru itu. Niat kita baik kan teman.
oya, balik lagi masalah niat dan tujuan di atas, mengapa aku bilang sebagian teman2 aku datang pasti karena ini penting untuk nilai UTS. Namun di balik itu semua, sebenarnya aku punya pendapat sendiri. Bagiku ‘aksi’ adalah pilihan terakhir yang dapat ‘mahasiswa’ lakukan untuk suatu perubahan. Masih banyak cara lain yang lebih intelek mungkin, dan berdampak luas. Mengingat kejadian tahun 1998, perihal lengsernya Sorharto karena aksi mahasiswa yang luarbiasa. Itu jelas konteksnya beda dengan aksi-aksi yang tetep dilakukan oleh mahasiswa jaman sekarang yang menghedaki perubahan. Dizaman Soeharto, mahasiswa di ber’aksi’ karena benar-benar sudah tidak tahan dengan kediktatoran pemerintahannya. Pengekangan kreativitas dan kebebasan berpendapat merupakan issue yang utama kenapa pada akhirnya mahasiswa turun ke jalan dan menyatakan ketidakpuasan serta ketidakadilan yang mereka dapatkan selama pemerintahan Soeharto. Artinya, ketika mahasiswa punya ide atau pendapat yang mungkin hanya berselisih sedikit dengan pemerintah akan dipotong lehernya (pernahkan denger kasus kayak gitu di zaman rezim Soeharto). Sangat kontras dengan rezim demokrasi yang tengah berlaku sekarang. Setiap orang bebas berpendapat dan berkarya asalkan bersifat positif dan membangun. Mungkin kebanyakan dari mahasiswa yang sering turun ke jalan sangat mengilhami sepenggal kalimat demokrasi yang berarti ‘bebas berpendapat’, tidak selamanya bebas berpendapat itu berarti kita seenaknya saja untuk senantiasa memprotes setiap kebijakan pemerintah. Tidak seperti itu menurutku, aku secara pribadi lebih mengartikan demokrasi sebagai kebebasan berkreasi dan berinovasi untuk pembangunan bangsa dan negara. Ini dampaknya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat ketimpang aksi (maaf ini pendapat pribadi lho). Karena tidak selamanya orang mau mendengarkan orasi yang kita usung. Toh menurutku sebenarnya mereka juga sudah tau, ini hanya masalah moral yang bobrok, sampai ujung-ujungnya tidak mampu untuk membedakan yang baik dan yang buruk.namun lain halnya, apabila mahasiswa senang berkreasi dan berinovasi untuk kemajuan bangsa, disini pemerintah pasti akan membuka suara. Sumbangan dana pun pasti akan terkucur dengan mudahnya. Asalkan kreasi dan inovasi yang kita lakukan itu bener-bener untuk kebermanfaatan massa.
Okelah jika ada pendapat yang mengatakan dalam aksi itu, mahasiswa bertindak sebagai remainder –nya pemerintah Pak, inget lho janji ini belum ditepatin, mungkin seperti itu. Tapi tetep aja, bakalan susah nemu dampak langsung dari aksi tersebut. Butuh waktu lama bagi pemerintah untuk mengkaji ini dan itu, lebih baik kita sebagai mahasiswa sejatinya berkarya untuk menyelamatkan bangsa ini. lebih konkret dalam bertindak, mungkin itu tepatnya.
Balik lagi ke aksi tentang rokok tadi. Aku juga tahu, bahwa diantara sekian banyak kami yang berjakun ria, pasti ada yang bener-bener niat untuk menindas rokok dari bumi pertiwi ini. sebetulnya aku juga pengen demikian. Tapi merunut kronologis jalannya aksi minggu lalu, aku jadi tertegun dan sempat bertanya trus dampaknya apa? Mungkin upaya promotif dan preventif yang diusung oleh kampus ku sangat susah untuk diupayakan, namun bukan berarti tidak bisa lho. Ini hanya masalah waktu. Kita di fkmui ini tugasnya berusaha mengubah prilaku masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat. Gimana ga susah tu. Ngubah prilaku orang bo, dan kita semua tau segimana beragamnya prilaku manusia di bumi ini. namun setelah aku renungkan di tengah malam yang sunyi (ciele....huhuy), tugas para ahli kesmas ini laksana mirip-mirip dengan amanah yang di emban Rasulullah saw. lho. Semua pada tau khan, klo tugas nabi Muhammad sebagai rasul itu tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengubah akhlak manusia. (akhlak=prillaku kan). Dan itu lah tugas anak-anak fkmui tercinta untuk senantiasa mengubah prilaku manusia. Itu bisa dimulai dengan mengubah prilaku sendiri. Menjadi contoh dan teladan merupakan cara yang terbaik dalam memberikan pelajaran. Mungkin, jawaban kenapa masih ada orang yang meragukan kami ketika kami mempersuasi masyarakat supaya berhenti merokok, karena mungkin mereka tidak percaya klo diantara kami memang tidak ada yang merokok. Mungkin mereka pernah menjumpai kasus seperti itu.
Uh. Aku menghempaskan nafas capek dan lemas dengan keadaan ini. Satu yang harus aku yakini, aku menuliskan hal ini bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk diriku sendiri. Ketika aku ingin suatu perubahan di negeriku, maka yang dapat dan harus kulakukan adalah persembahkan suatu karya yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Dan hingga detik ini, aku belum dapat memberikan itu semua untuk negaraku. Tapi, aku akan senantiasa berusaha. Bahwa perubahan pada diriku untuk senantiasa memberi akan menjadi perubahan yang besar bagi negeri ini kelak.
Amiinnn....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar