suara ujung pena

Minggu, 14 November 2010

In The End of October-Paris

Hijau.

Perawakanmu hijau

Cahayamu kemilau

Mata-mata berkeliaran. Terpukau.

Karena satu.

Kau.

Hijau.

Semua hijau.

Benakku kau sandera dalam belitan parau.

Mendesing. Kacau.

Melintasi labirin pikiran yang semu dan galau.

Membuatku melambung dalam relung hati yang sempit.

Berteriak WAW, kau sungguh hijau.

Ada pengalaman menarik di penghujung Oktober tahun ini. Paris. (??)

Wow,, akhirnya aku mengawali tribute ku untuk berkecimpung di dalam kepanitian rohis kampus. Sebetulnya ini bukan yang pertama, dulu waktu magang pun aku di rohis, tapi ketika itu, belum dapet banget soul-nya, secara dulu itu aku apatis banget. Paling benci klo terima sms berupa jarkom disuruh ini dan itu. Benci..sumpah aku benci dan sangat tidak suka untuk beradaptasi dengan hal seperti itu. Sekarang tentu keadaannya beda kawan, merujuk ke post ku sebelumnya, AKU CINTA FKM UI. jelas dengan alasan ini aku, from the bottom of my hearth berani bertaruh, aku akan berusaha dan akan selalu berusaha untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus yang semakin mendewasakan ku, baik dari cara berpikir dan lain sebagainya.

Oke, balik lagi ke cerita ku mengenai keterlibatanku di kepanitian rohis. Begini teman, selidik punya selidik, aku ga pernah pasang niat sebelumnya untuk ikut serta dalam hal kepanitian ini, seperti biasa aku di CR (lagi) sama temanku yang super duper energik dan luarbiasa bakat yang ada dalam dirinya,,, à Icha. Ya, siapa lagi kalo bukan Cha Ayu Asri yang selalu berhasil merayu ku untuk bergabung dengan-nya dalam kepanitiaan ini (baca: sebagai staff). Pertama kali di CR ama icha itu, yaitu waktu kepanitiaan Pandagraphy, disitu aku sebagai staff danus-nya icha. Ya, cukup banyak pengalaman&ilmu berdagang yang aku ambil dari keterlibatanku disana. Lain halnya dengan kesempatan kali ini, aku di suguhi jabatan sebagai staff Outbound, oww.. OUTBOND. Sumpah, ga pernah kepikiran ambil tu bidang dalam hidup aku. Karena aku emang tidak terlalu menyukai permainan yang sekedar main-main saja. Tapi setelah melalui sederetan persiapan menjelang hari H menuju Paris. Aku pun merasakan bahwa outbond ini, bukan sekedar outbond biasa, ada ESENSI-nya bro. Denger kata esensi jadi teringat jaman maba nih, (inget esensi-nya dek, begitu kata kakak2 senior sering berucap). Esensi nya itu antara lain: dari segi fisik, ruhiyah, dan skill. Ketiga esensi itu harus kita padukan dalam masing-masing permainan outbond yang bakalan kita suguhkan buat maba-maba 2010. O ya, aku mo kenalin juga nih, teman-teman outboundku, PJ Icha, trus staff ada aku, Lila, Preny, and Ruki. Kita berlima menyuguhkan empat permainan super duper keren untuk outbond paris tahun ini, yaitu ada permainan TRALALA (tragedi laba-laba), MUSIKAL (Musibah Kalereng), KOMUNIKATA, dan satu lagi ow.ow (berpikir), maaf aku lupa teman.heheh. sindrom tua nih. Yang terakhir itu ada permainan untuk satu angkatan, namanya AMUNISI BANANA (baca: pada awalnya sih namanya gini) namun seiring perjalanan waktu, BANANA-nya dihapus karena ga tahan banget tu banana minta digoreng, jadinya, kita-kita makan fried banana deh,,(baca: pisang goreng). Dan klo ditanya ini ide siapa, maka langsung jawab aja: ICHA.hahaha

Oya aku mau ceritain juga nih, klo untuk persiapan outbound yang spektakuler ini, kita tim outbond-pun sampai melancong ke daerah cisarua tepatnya ke Taman Mekar Sari hanya untuk melakukan simulasi outbond. Pokoknya prinsip kita itu: musti ALL OUT dalam setiap KONTRIBUSI. (gile khan).

Lanjut cerita, ini mungkin pengalaman aku aja. Pahit.sungguh pahit kalo aku inget malam itu(??). bukan apa-apa kawan, ini bener-bener malam kemalanganku. Gini ceritanya, bis yang mengangkut kita (tim PARIS beserta rombongan maba) ke Puncak, Bogor tiba di TKP pada pukul 10 malam, suasana riang gembira menyelimuti hati setiap insan yang ada di atas bis Miniarta itu, alhamdulillah, begitu semua berucap ketika si bis

Sudah memasuki halaman depan villa yang bakalan kita tempatin 2 hari kedepan. Ya. Bersyukur emang seyogyanya kita lakukan setiap saat. Satu-persatu teman-teman dari bis yang tadi berada didepanku sudah menapaki kakinya di halaman villa yang luas, namun bis yang aku tumpangi masih saja berputar-putar mencari tempat parkir yang paling Pewe (baca: Posisi Wenak).tiga menit berselang dari teman-teman yang lainnya, akhirnya bis yang aku tumpangi berhenti juga, tenang, seperti bener2 telah menemukan posisi yang wenak tenang. Kita pun para penumpang udah di suruh beranjak dari mobil, satu persatu mereka turun, dan aman. Ketika aku udah merasa segaran untuk bangun berdiri dan turun, aku pun melompat dari bis untuk menapaki kakiku di halaman villa. Namun siapa yang menduga, sambutan yang luarbiasa mendatangiku. Seketika kakiku beciuman dengan tanah dan kerikil halaman, maka seketika itu pula kepalaku ditimpan oleh buah nangka.ow.ow.. sakit banget rasanya. Bener-bener curang, kenapa pas banget ketika aku turun, buah nangkanya jatoh ke atas mobil dan langsung mantul niban kepala aku (baca:sanggul belakang kepalaku). Ya, untung sanggulku gede, jadi cukup bisa menjadi pelindung untuk otak belakang ku, ga tau gimana sakitnya klo sanggulku ga ada, pasti aku langsung geger otak tu, secara tu buah nangka niban otak belakang-ku yang megang fungsi hidup-nya manusia.

Uh, sial. Mungkin aku pantas berucap demikian, karena timing banget peristiwanya cuman nimpa aku. Dari belakang aku denger ada yang berucap, untung ga ketiban buah durian. Emang bener sih, coba ketiban buah durian, pasti ga kepalang tu rasa sakitnya, belum lagi klo kena wajah. OH NO BEIB.......huhuh (sedih klo ngebayanginnya).

Beranjak ke cerita lainnya. Menjelang malam minggu, panitia berencana menyuguhkan suatu penampilan untuk maba-maba 2010, namun pada ga tau mau nyuguhin apa? Secara ga ada perseiapan. Tiba-tiba semua merenung, mencoba mikirin mau nyuguhin apa ntar malem. Tiba-tiba ide gila itupun muncul (dan aku lupa ide siapa). Ide nya itu, kita nyuguhin tari saman. Gile ga tuh. Siapapun tahu, tari saman persiapan en latihannya segimana ribetnya, masak mau nyuguhin itu. Semua panitia pada ga punya pengalaman semua lagi (kecuali, Andham). Akhirnya, tidak tau kenapa, ide itu disetujui, dan andham ditunjuk jadi pelatih. Untuk peforma terbaik, maka kami pun (panitia 2009) berlatih keras belajar tari saman dari Andham, inget prinsip awal kita :MUSTI ALL OUT disetiap KONTRIBUSI. Walaupun cuma berlatih beberapa jam, akhirnya kami menyatakan siap, sebenernya bukan sepenuhnya berarti siap, cuman kami pada capek semua. Sumpah, tu tari bener-bener nguras tenaga plus konsentrasi. Tak ayal banyak kejadian lucu yang mewarnai kegiatan selama latihan. Gerakan acak-acakan dan lain lain. Karena tari saman yang kami usung ini benar-benar dadakan dan hasilnya pun lumayan berantakan, maka kami pun ga rela ngasih nama tarian ini tari saman, muncul nama tarian baru, yakninya Tari Sampan+Dadakan. Ini kejadian paling kocak menurutku.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar