suara ujung pena

Senin, 21 Februari 2011

I am sorry for japanese

Monday, 7th February 2011
Hari pertama kuliah term ini, saya sudah dihadapkan pada sesuatu yang cukup 'memalukan' bagi diri saya sendiri. Actually, as a student of University of Indonesia -World Class University.
let me share, and taking a lesson from.

Sejak dulu, boleh saya akui dan berterusterang pada diri sendiri. saya bukanlah typical siswa yang kritis-terbukti, ketika dikelas ada sesi 'Ada pertanyaan?' maka telunjuk sayalah yang paling terdepan untuk bungkam. hati saya berbisik 'tidak ada yang perlu ditanyakan, semua cukup jelas'. begitu terus hingga saya pun sudah beralih dari siswa menjadi mahasiswa. identitas mahasiswa kritis bahkan tidak sedikit pun tercermin dari pribadi saya dikelas.

lalu apa hubungannnya dengan peristiwa tertanggal 7 February itu? Begini, kejadian pada hari itu cukup mampu melemparkan saya untuk duduk lagi di kelas-kelas bahasa pada jaman SD-SMP ataupun SMA. Harus belajar lagi, kenapa harus bahasa?. kelas bahasa-memalukan-kritis-mahasiswaUI. kata kunci untuk cerita saya ini.
Pada monday morning itu selepas dari Perpustakaan pusat, saya beranjak menuju kampus FKM tercinta. Melewati jalan hutan hingga bundaran depan rektorat saya tempuh dengan jalan darat-on foot. Dan disini saya berpapasan dengan seseorang yang dari kejauhan saya kira mahasiswa U.Indonesia, like me tetapi ternyata bukan. Matanya sipit. Sipit sekali. Kulitnya putih. Potongan rambut cepak, memakai T-shirt biru tua. Laki-laki. Dia menghampiri saya. say hello. dan kemudian mengatakan sesuatu
"@#@$@#@$$%$%#$$#$@$$%%$^%&^&^^%^%&%$###@#@$#%$%^%$"
itulah kira-kira gambaran pesan yang sampai di otak saya. Dia speak english. It's a chance or terrible one?????????? Saya tak mengerti.
L
Dia menunjukkan secarik kertas ketika bertanya kepada saya. Ya 'bertanya', itu yang dapat saya tangkap dari ekpresinya ketika berbicara. Dengan english yang terbata-bata, kira-kira beginilah bentuk percakapan kami.
X(laki-laki sipit itu)
Y(saya)

Y: can you repeat again? (mengulum ludah berkali2)
X: I @$%@$% go to FE, how can go there.@#@#@#@.
Y: oo..from here you can go to halte in front....of my faculty (sambil nunjuk kampus ungu). from there take a bikun. you can stop at FE halte.
X: (wajah kebigungan) You speak english?
Y: ooo....I am not fluent in English. sorry.
X: (wajah belum mengerti) I from UI's station will go to FE but I don't know how?
Y: (dia ga ngerti bahasa gue ya) or you can try go there by a bike!
X: a bike? I..I...I..
Y: ok, uhm........... I will accompany you to the halte infront of my faculty. take the bus there and say to the .......... driver to stop at FE.
X: no bus stop at FE.
Y: (what!!!!!)

dalam benak saya bergumam: bagaimana dengan orang ini, disuruh pake sepeda dia mungkin ga tau jalan. Uh..baru ingat tadi pagi Munna (temen kosan) bilang kalo jalan dari bundaran Psiko sampai FE memang ditutup karena ada pengamanan oleh petugas kepolisian berhubung orang no.2 di negeri ini lagi ngisi seminar di FISIP. OMG,, what should I do? What suggest should I give to him? my english so BAD.

X: from this....@#@#@# to FE (dia kembali menunjuk2 carikan kertas itu, ada coretan2 peta UI disana, tidak tahu darimana dia mendapatkannya)
Y: huh..(membuang nafas, at least) Ok, how..if you accompany me to this road (nunjuk jalan) to the halte, then when you go in, tell the driver to stop at the teknik ups engineering halte.. from there you can walk to FE.
X: hmhm...okok.. engineering to FE, I can walk, that's right.

(Alhamdulillah akhirnya nih orang nangkap juga maksudku)

Yah, as my word. saya temanin lah teman asing ini menuju halte FIK. dari bundaran rektorat sampai halte FIK, cukup jauh bukan!! kira-kira ada 10 menit. do you what happend to us? Uh... Silence. diam. beku. Saya berjalan tepat di depannya, dan dia mengikuti di belakang. No conversation at all. What a bad guide ever I am. Hingga mendekati depan gedung A, saya pun memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.

Y: Where... are you come from?
X: oh.. I come from Ja#$pan
Y: where?
X: Japan...Japan..
Y: You are a student exchange?
X: yes..I am a student exchange.. I take accounting. what about you?
Y: uh.. I am a public health.
X: @#@#@#@#@#@#@#@#
Y: (??????)

@ halte FKM.
Y: you can go there (menunjuk halte FIK)
X: ok..thank you. terima kasih. (dia menyalami saya)

What a bad guide I am ever.
Let I bring u to kelas bahasa as I said before. apa hubungannya?
Sebagai mahasiswa UI, saya sungguh memalukan (dalam bahasa inggris). Peristiwa ini melempar saya untuk mengenang kelas2 bahasa waktu masih di bangku sekolah, saya harus memahami What is language trully for?. Dulu mungkin saya memang tidak kritis untuk mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya urgent pada kesempatan2 tertentu. Seperti kesempatan di atas itu, seharusnya saya bisa mempraktekkan cara menunjukkan alamat dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang saya pelajari sewaktu di SMP. Bahkan dulu itu saya mempraktekkannya dengan seorang teman di depan kelas. Kenapa sekarang saya tidak dapat mempraktekkannya dengan benar ketika bertemu langsung dengan orang asing. (apa mungkin dulu saya mempraktikkannya hanya untuk mendapatkan nilai?,uh ...)

Pada kelas bahasa, bab 1 selalu mengajarkan materi Introduction (English), dan untuk bab 2 mengenai Conversation menunjukkan alamat. Tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa ternyata begitu pentingnya materi-materi ini untuk diajarkan terlebih dahulu ketika mempelajari suatu bahasa, baik bahasa English, Jepang, Prancis -semuanya. Karena komunikasi itu dimulai dari introduction, memperkenalkan diri, berkenalan. ya seperti itu lah.

Tentu sekarang sudah dapat ditentukan kesalahan2 yang saya buat pada pertemuan dengan orang Japan diatas. #1fault No introduction between us. It's truely my fault. As Indonesian, I should introduce myself first, but I didn't and neither him. jadi akhirnya saya tidak tahu nama dia, begitupun sebaliknya. #2 saya tahu dia seorang kebangsaan jepang, kenapa saya tidak memperkenalkan diri dengan bahasa jepang yang sudah saya pelajari selama 3 tahun di SMA? what a bad time is it. mungkin akan lebih keren apabila saya memperkenalkan diri dengan nihonggo kepada dia kan?

(Y: Hajimemashite. watashi no namae wa Lili desu)

Sekiranya ada beberapa pelajaran yang saya petik dari kejadian ini.

1. Apabila bertemu dengan orang kewarganegaraan asing, try to introduce yourself as a practical english.

2. Mulai sekarang apapun yang dipelajari harus benar-benar dipahami, bukan untuk ujian dan mendapatkan nilai, tetapi untuk praktical/ diterapkannya dilapangan. Terutama ketika kuliah ini, belajar TIDAK BOLEH sebatas menghapalkan saja atau biar IP cumlaude. BELAJAR adalah berusaha memahami bagaimana suatu ilmu itu dapat/ diterapkan di lapangan. Warning:::Hal sepele seperti introduction aja terasa sulit untuk dipraktekkan, apalagi materi yang lebih berat> harus terus memperkaya ilmu dan penerapannya ya Li!!!!

Saya harus benar-benar membulatkan tekad to take an english course, as my planning for this year. Saya harus benar2 bisa berbahasa inggris. Both oral and written. As a student of World Class University, english must be my own language.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar