
Entah angin dari laut mana yang berhembus kencang mengusik segala. mereka yang dulunya tidak terlalu mengharapkan ku pulang. tiba-tiba ingin aku segera bisa sampai di hadapan mereka. Teringat dengan apa yang Ibuku bilang ketika beliau menelfonku jam 09.00 pagi selasa kemaren ketika aku hendak memulai rabid P&K, aku Ijin keluar, menuruni tangga BKM, mencari suatu bangku yang ingin kutempati.aku dapatkan kemudian aku duduk, terdengar salam dari balik handponeku, ku jawab pelan. Masih senang hatiku akhirnya Ibuku menelpon juga setelah berselang waktu empat hari tak kunjung menghubungiku. 'Ada apa bu?", aku bertanya pelan, aku rindu tapi aku mengeluarkan kata seperti itu. Dan jawaban dari Ibuku sungguh menyiksaku, menggetarkan relung hati ini, menitikkan cairan bening di mata ku. "Ibu rindu suara kak ii". Ibuku berucap pelan. datar, tanpa nada dan birama, tapi cukup membuatku ternganga. 'Aku juga rindu Ibu, bukan hanya suaramu, semuanya, tatapanmu, belaianmu, hingga suaramu pada oktaf tertinggi ketika aku berbuat kenalan pada adikku. Aku rindu, bahkan aku ingin memelukmu sekarang, dengan sekuat tenagaku. Sungguh aku ingin segera berjumpa dengan Ibuku', terus aku membatin dalam obrolan yang telah dibentuk oleh Ibuku pagi itu. Tanya ini, tanya itu. Kujawab dengan jujur. Hingga limabelas menit pun telah berlalu, Ibuku berucap pelan"sekian dulu ya,assalamualaikum"
Berat rasanya harus menutup komunikasi dua jiwa pagi itu. Aku ingin pulang. hatiku bertutur seketika, namun disisi yang lain aku masih ingin disini, memenuhi amanah dan tanggungjawab. Setidaknya hingga akhir Juli ini.
waktu terus merangkak, berjalan, dan berlari cepat. tanpa satu kata pun Ayah dan Ibuku berkata pulanglah. mereka cuma merindukan aku. Tapi belum menginginkan aku pulang. Aku tahu dengan pasti alasan mereka. Namun, ada apa dengan dua hari kemaren, tiba-tiba Abangku menyuruhku untuk segera mencari tiket pulang. Dia bilang, aku tidak usah disini. Sendiri. memang, tidak ada sanak saudara yang mengenalku di Kota sebesar ini. Sendiri. Tapi kenapa pernyataan itu datang tiba-tiba, dikala aku sedang asyiknya berselancar di dunia maya menikmati fasilitas hunian ku sekarang.
Pagi tadi Ibu menghubungi ku lagi, bermaksud membangunkanku. Namun ternyata diujung kalimat beliau bilang, "Pulanglah, secepatnnya, kalau perlu Juli ini juga"
kembali ternganga. Aku tahu itu adalah makna kata rindu, tapi aku belum menginginkannya. Belum saatnya. Aku insyaAllah pulang, dan dalam jadwalku itu adalah bulan Agustus. tapi kenapa mereka menginginkan secepat ini. Sedari obrolan tadi pagi aku hanya mengiyakan, tak berniat ku merusak hasrat ibuku untuk bersegera bertemu. Aku menjawab, aku bersegera. dan komunikasi dua jiwa pagi itu kembali berakhir.
Sungguh, aku belum ingin pulang, Belum saatnya menurutku. Dulu, ketika ingin memasang niat berkuliah di negeri Rantau ini. Aku pernah bertutur pada diri ku sendiri " Aku tak kan pulang sebelum aku menemukan hidupku, sebelum aku menemukan diriku yang seutuhnya, sebelum membawa sesuatu yang bisa aku banggakan pada mereka". Dan hingga sekarang aku belum menemukan itu semua. Reunian dengan teman SMA kemarin bisa menjawab sekaligus membuktikan bahwa aku masih seperti waktu SMA, begitu salah satu dari mereka berucap. Artinya, aku belum berubah. masih seperti dulu. Suatu diri yang aku sesali sekarang. Kenapa dulu aku seperti itu. Mungkin dengan hidup di sini, sendiri, dengan orang-orang baru, aku dapat menemukan apa ang kucari. sebuah diri yang kunanti. Sebuah kata yang nantinya terucap tegas. "Inilah AKU"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar