suara ujung pena

Selasa, 20 Juli 2010

Waktu

Sudah terlalu banyak pertanyaan itu dihadapkan kepadaku, dan sudah begitu banyak pula perlakuan itu aku terima. Ikhlas. Mungkin begitu terlihat bagi mereka yang memperlakukanku seperti itu. Tak apa. Aku memang orang yang selalu mencoba untuk ikhlas dan menerima segala sesuatu yang sudah digariskan dalam hidupku. Tapi, hingga detik ini tak bisa kupungkiri, bahwa selama ini aku hanya mencoba untuk ikhlas, aku belum sepenuhnya bersikap ikhlas terhadap apa yang ada didepanku, sebuah kehidupan yang telah tertulis dari entah kapan tau.

Buktinya, pertanyaan dan sikap yang berulang--ulang itu akhirnya menguakkan seluruh alibi ku akan apa sebenarnya yang mereka harapkan dari perlakuan itu. Apa untuk menjatuhkan, mempertanyakan kembali pertanyaan itu kepada diriku. Entah apa. Namun satu yang tak sanggup ku tahan selalu, bahwa itu cukup mengusik ku, bahkan hingga detik ini. aku berharap waktulah yang mampu menjawab dengan lugas dan tegas atas semua pertanyaan mereka yang belum bisa aku jawab dengan sempurna.

Tapi, mampukah waktu melakukan itu?

Sampai kapan aku akan menunggu waktu menjawabnya?

Apa sampai mereka lelah untuk bertanya?

Tidak,

Aku tidak bisa membiarkan begitu saja waktu yang menjawabnya

Karena sama saja aku sedang mendirikan benang basah

\itu merupakan sesuatu yang tidak pasti

Aku harus menjawab sendiri

Karena aku lah sebenarnya waktu itu.

Iya, aku lah waktu itu.

Ketika aku hanya menunggu, berarti aku tengah memperlambat waktuku sendiri

Tidak..

Mereka tidak boleh menunggu lama atas jawabanku

Aku adalah waktu. Dan besok, lusa, dalam waktu dekat jawaban itu akan aku tegaskan. Bahwa aku adalah ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar